Selasa, 31 Desember 2019



Untuk harapan baru,
jangan kecewakan aku.

Aku berdiri untuk terus melangkah
Dan beristirahat untuk mengisi ulang energi
Aku manusia yang masih perlu berpikir
dan memilih jalan mana yang menurutku benar
Urusanku memang bukan urusanmu
Tapi ada alasan untuk tidak mendengar sebuah saran
Meski itu perlu untuk kedepannya

Kata ibu, "lebih baik kamu diam dan sendiri,
daripada kesalahan terus menuju ke arahmu."

Terimakasih ibu, aku mendengarmu.
Doaku untuk diriku sendiri,
agar aku menjadi yang lebih diam tak banyak bicara
dan banyak sesuatu bermanfaat yang aku hasilkan.

Tahun 2020 penuh kejutan akan menyambutku dan kalian semua.
Blog penutup 2019






22.24

Rabu, 07 Agustus 2019

Ringkasan Materi Hati Dari Diriku



Yang dari pertama aku bingung
Sampai paham betul bahasa kasih

Jujur, hati ini masih belum sama kala itu
Kuharap sampai kapan pun akan begini

Ruang yang tak lagi berdengung
Akan selalu sunyi
Bila tidak disenggol
Oleh tangan-tangan jahil

Aku mulai berpikir tentang esok
yang dapat saja tak lagi sama
Yang dapat saja takdirku berubah
Dan aku mulai tak memahami duniaku

Seringkali aku merasa yakin
Seringkali aku merasa sangat yakin
Padahal itu hal kecil yang sudah biasa
Namun, semua terlihat besar dihadapan ku

Katanya
Yang berharga itu harus dijaga
Ya, aku percaya
Namun, ketika perintah datang
untuk menjaga
Aku malah tertidur

Kisah kasih seorang aku
Yang berdiri saja 
masih butuh tumpuan
Yang berjalan saja
masih butuh tuntunan
Untuk itu
Aku bukan memerlukan diri seseorang
Tapi hatinya
Tanpa hati
Itu semua kosong

Aku bukan berharap
Tapi masih mempunyai harap
Jika salah satunya terkabul
Akan ku kirim harap keduaku
Bukan untukmu

Jika kamu mau mengambilnya
Aku tersenyum
pedih..

















Sekian.
23.18

Sabtu, 03 Agustus 2019

Adalah Salah telah Menyukaimu


Jauh kukatakan sebelum kamu pergi
Menyukaimu adalah hal yang salah
Melihatmu tersenyum aku ikut tersenyum
Tanpa harus ada aku, kamu tersenyum
Iya, dan aku bukan siapa-siapa

Masih berpikir bahwa kamu nyata
Meski kenyataan adalah semu
Kamu terpancar
Dan aku tenggelam
Kamu hanyalah bayang
Yang tak dapat digenggam

Kita tak terkait
Dengan rantai maupun benang
Yang aku tau
Kamu tak menoleh
Kamu memang jauh
Dan terkait adalah mustahil

Kamu pergi 
Dan tak pernah melihatku
Mau bagaimana lagi?
Aku tak pernah terlihat olehmu

Dapat kukatakan
Aku menyukai caramu
Dan bukan dirimu

Saat saat melupakan dirimu
aku mulai tenangDan hati tak berusaha berontak
Terima kasih untuk hatiku
yang paham akan pikiran yang tak sejalan

Merpati kemudian datang
membawa kabar yang tak seharusnya
Semoga saja bukan tentangmu
Namun
Merpati bilang,
Kamu telah tiba

Aku benar salah
telah menyukaimu
Mataku lancang telah melihatmu
Aku tak sopan pernah berharap padamu
Aku telah egois hanya untuk melihat senyummu

Tolong
Jangan pernah menoleh ke arahku
Jangan pernah melihatku
haha.. percaya diri sekali

Terima kasih untukmu 
sudah muncul di duniaku


















Sekian.
21.36

Senin, 29 Juli 2019

Matahari Biru




Kamu
Yang aku takuti saat kamu sendiri
Dan berpikir bahwa kamu harus pergi
Berpikir bahwa kamu semu dan bayang
Dan tiada sandaran 

Dulu,
Kita pernah saling bersandar
Saling bercerita tentang langit
Saling berbagi kesan matahari
Saling mencintai biru
Dan dulu pula,
Kita pernah terikat

Karena ini cuma harap ku
Melihatmu tersenyum di pagi hari
Melihatmu memimpin ibadah subuh
Melihatmu mengusap rambut hitam ku
Melihatmu mengulurkan tangan untuk kucium 
Melihatmu pergi bekerja untukku
Melihatmu pulang dengan perasaan penat 
dan kita bersenda gurau
Melihatmu lagi tertidur di sampingku
Melihatmu mencium keningku

Mimpiku bukan hanya sekedar melihatmu
Aku masih berharap
lantunan ayat suci yang keluar dari belah bibirmu itu
dapat mengingatkan dan menuntunku
Tapi, Tuhan tidak mengizinkan kita untuk satu
Dan Tuhan hanya memberikan kita kesempatan
untuk saling mendoakan
Dari masing-masing kejauhan

Kamu
Yang dulu seperti biru
terlihat tenang
Yang dulu seperti matahari
terasa hangat
dan aku nyaman
Namun, yang diputuskan Tuhan bukan itu
Kita diciptakan untuk pernah bersama
bukan bersama yang sebenarnya









Sekian.

21.16 Senin, 29 Juli 2019




Sabtu, 27 Juli 2019

Lelaki Baret Cokelat


Untukmu yang berdiri di depan sebagai pemimpin regu.


Kamu,
yang masih dalam seragam cokelat yang lengkap 
walau yang lain tidak
Kacu merah putih masih bertempat di kerah bajumu
dengan ring besi warna kuning
Tersenyum bangga akan sedikit prestasi
Kamu yang taat akan peraturan dan disiplin 
terpilih menjadi ketua
Kamu beruntung 
dan jadi pusat amatan orang

Menjadi panutan kala siap
dan merendah setiap saat
Saat baris berbaris mu jadi sorotan
Aku hanya dapat mengikuti yang lain
memberi tepukan dan tersenyum
Kaki kanan dan kiri berjalan maju bergantian
Dengan tangan yang masing-masing berbeda
Kanan dengan kiri
Kiri dengan kanan
Maju jalan dengan teratur 
dan mendapat apresiasi hangat dari sang pembina

Tapi kamu tak pernah sejalan denganku
Aku tak bisa menyamakan mu
Kamu terlalu jauh
Aku lambat
Dan kamu tidak mengenalku
Aku tidak berharap yang lain
Menjadi wakil ketua hanya mimpi 
bagi sebutir pasir di antara kumpulan pasir lainnya

Kamu tidak untukku
Dan rasa kagum diriku yang hanya
ada padamu
Tidak lebih
dan tak mau lebih



Sekian, terima kasih.
Selamat malam.


0.21


Sabtu, 22 Juni 2019

Menitip Rindu




Kala kita saling berjarak
Saya cuma bisa berbisik pada ombak
Harap menyertai isyarat
Yang tanpa maksud tersirat

Kala saya dan kamu berjumpa
Saya cuma bisa menyapa
Dan saya berharap pada jumpa kita
Takkan ada tatap yang berbeda

Jika maksudmu harus biasa
Memang, bagaimana saya seharusnya?
Kamu tertawa
Saya tak mau tertawa
Kamu terdiam, dan tertawa lagi
Mengapa tawamu tiada henti?
Saya tidak sedang melucu
Saya tak suka

Saya berbalik dari hadapanmu
Tentu bukan hal yang tabu 
Namun kamu rasa itu tak sopan
Dan saya lebih merasakan
Sesaat setelah kamu membalikkan tubuh saya
Dan menggenggam bahu saya

Kamu rasa saya biasa?
Maaf, saya tak suka
Dan saya tak berharap lagi tatapan itu ada
Tak seharusnya kamu tujukan untuk saya
Kamu tetap menyukainya
Tapi saya tak suka
Kita berbeda

Lonceng menara kota sudah berbunyi
Dan tandanya kita kembali bersembunyi
Menikmati menepi tiada henti
Dari masing-masing hati

Saya menitip Rindu
Dan bukan untukmu.






0.05

Sekian

Rabu, 24 April 2019

Orang Asing


Jangan takut
Jangan hanya berdiam diri merenung
Ini hanya sekedar waktu rehat
Kau perlu suguhan canda pun tawa
Luapkan semua yang mengendap
Aku bersiap mendengar celotehmu

Mendengar satu persatu ceritamu
Angguk mengangguk aku berseru
Kau tertawa 
Aku bahagia
Kau tak perlu mengenalku dekat
Kita hanya perlu berbaur
Aku mengenalmu
Tapi kau tak akan pernah mengenalku

Aku tau itu
Dan kamu hanya menoleh
Tanpa sedikit raut menahu
Aku bergurau
Kau menanggapinya dengan baik
Hah.. terima kasih
Kau sudah ditunggu rupanya









Sampai jumpa.